Rabu, 30 Maret 2011

Menunggu

Apakah kau baik baik saja?
Gelisah menunggu kabarmu
Asal kau baik baik saja. .
Apapun kulakukan untukmu.

Selasa, 05 Januari 2010

Gus Dur

Semesta berduka di ujung senja
Awan hitam memayungi bumi Indonesia
Terpana... Tak percaya
Guru bangsa berpulang ke haribaan Nya

Gus Dur...
Guru Bangsa.
Dalam sosok yang bersahaja,
gurauan penuh canda dan keterbatasan yang kau punya
Terpendam mulia di hatimu

Ketika dinding birokrasi menghimpit,
Rantai - rantai besi membelenggu
Engkau bersamaku.

Ketika peraturan membuat nurani berontak
Dan suara hati terbungkam oleh ketidak berdayaan...
Engkaulah pembelaku !

Karena bagimu ...
Kebhinekaan bukan suatu persoalan
Perbedaan tak harus disamakan
Minoritas tak harus ditindas !!

Gus Dur, Guru bangsa...
Kini Kau telah Tiada
Ragamu boleh menyatu dalam pelukan bumi
Namun jiwa dan jasamu,
Tak akan lapuk oleh putaran waktu
Semangatmu akan tetap membara
Kenangan akan mu akan selalu ada..
Terima kasih Guru bangsa...

Hidup Pluralitas Indonesia!

Selasa, 08 September 2009

Menjadi Matahari

Ingin menjadi matahari,
Yang hangatnya mengusap lembut kulitmu
Meluluhkan musim-musim beku
Saat kau merangsak maju, mengusir sepimu

Ingin menjadi matahari,
Yang bersinar sepanjang musim semi
Menemani langkah gadis kecil berlari menangkap kupu-kupu

Ingin menjadi matahari,
Mengintip malu-malu dibalik tirai itu
Memandangmu terlelap
Setelah thyroid terrenggut darimu

Ingin menjadi matahari,
Yang panasnya menyeduh batang daun teh tanpa gula di cangkirmu
Meredam batukmu.

Ingin menjadi matahari,
Memijat lelahmu setelah menguntai kata secerlang permata
Menyorot gambar dinding hidupmu menjadi penuh warna

Ingin menjadi matahari,
Memeluk dengan pancarannya
Tersenyum bersama sinarnya
Meredam gundahmu
Menentramkan gelisahmu
Menggenggam tanganmu

Ingin menjadi mataharimu...

November 2008

Ruang Kita

Ada ruang yang saat ini hanya kau dan aku didalamnya
Dirajut dalam hening malam
Dijalin perlahan dengan keakraban
Belum dapat tergantikan
Dan hanya kita yang tahu pintunya.

Tawa kita...
Kisah kita,
Pintu kita ...
Ruang kita !

Kapan saja aku membutuhkanmu, engkau ada
Membagi tawaku engkau ada
Menampung tetes airmataku, engkau ada
Dalam rintih sakitku, engkau ada
Teman malam gelapku.

Saat ku tengok ke belakang
Lihat, ... sudah sedemikian panjangnya
Seindah semburat warna warni pelangi
Sepanjang selendang jingga membungkus hangat tubuhku
Sewangi aroma pagi di taman bungaku.

Ruang ini,
Ruang kita.
Pintu ini ...
Pintu kita !

Agustus 2007

GELISAH

Kukayuh dayung cepat-cepat
Agar pohon asam tua hanya lewat di ujung mata
Biar semua jadi deretan menunggu
Sementara aku cepat-cepat berlalu

Padahal aku ragu, gelisah dan tak tahu arahku
Hanya melewati lajur jalur aspal itu
Langkah ringan itu sudah hampir terlupakan
Juga jalan yang tercium aroma pagi
telah menjadi begitu berdebu tak pernah terlewati
Tak lagi mampu terpekur
Berteman akrab dengan jiwaku.

Rasa gelisah ini.
Apakah pertanda aku rindu ??


Ketika rindu rasa damai yang dirasa saat
naik angkot dini hari sepulang misa pagi
Blora, 21 September 2006

Sabtu, 05 September 2009

SKETSA BULAN

Sayang…
Malam ini tadi aku membelah hutan.
Menembus gelap malam diantara batang jati meranggas
Seperti batang kayu mati yang tertancap tanpa nyawa.
Tapi akan hijau merimbun ketika rintik hujan datang pertama.

Sayang...
Malam ini tadi bulan purnama.
Cahayanya membuat jalan yang kulalui tak lagi gulita.
Lingkaran bundar penuh menjadi penjuru
Menuntun langkahku menuju kota.

Sayang...
Indah sekali...
Kulihat bulan terperangkap diantara ranting jati
Terselip diantara jemari dahan berserakan
Tapi tetap bisa tersenyum di antara mega – mega.

Sayang....
Ini kubuat sketsa bulan itu
Kulipat dan tersimpan rapat.
Kutunjukkan padamu suatu saat nanti...

Senin, 01 Juni 2009

Merelakan

Saat akal sehat dan nurani membisikkan.. "Relakan"
Tak mudah diterima apalagi jika diselimuti egoisme
Belajar membiarkannya lepas dari tangan
Mudah-mudahan menemukan rasa damai tertinggal