Ada segumpal harapan yang disimpan dalam keranjang khayal.
Ditulis dengan tinta tak berwarna dalam lembaran lembaran angan
Tak ada yang tahu, karena lebih sering kurundingkan dengan suara hati
Tentang gubug kecil di padang…
Tanaman di halaman dan tirai yang kuidamkan.
Halaman demi halaman kutulis mengisi waktu
Bagaikan merajut selimut mimpi yang berwujud gumpalan awan membisu
Terikat pita merah dan disimpan di ruang terdalam
Hanya aku yang tahu…
Terkadang membaginya denganmu.
Aku terjebak dan larut dalam belitan benang hasrat yang menjerat.
Ketika tak mampu kembali ke alam nyata setelah asyik berkelana
Terikat pada kaki, tangan dan mulutku
Dibekap mimpi-mimpi palsu.
Menyeretmu masuk di alam nisbi,
Tersadar ketika mendengar.. itu milikmu!
Dengan senyum perih yang tersisa
Menunggu di pintu gubug itu.
Sabtu, 21 Maret 2009
Senin, 09 Maret 2009
Siang yang terik
Panas sekali udara siang ini.
Matahari menyengat terik,
Mengingatkanku pada Bali dan … dirimu.
Entah mengapa,
Siang yang panas selalu mengingatkanku pada suasana Bali.
Pada terik di sepanjang jalanan Kuta,
Pada matahari menyengat dan ombak mendebur Benoa..
Mungkin karena setelah siang yang terik itu,
Menjanjikan sore yang redup, senja yang romantis atau..
Malam yang hangat di Bali.
Terlebih karena tanpa pernah merasakan siang yang panas,
Tak pernah merasakan nikmatnya udara sejuk.
Tak pernah merasakan sesuatu indah sebelum merasakan yang menyakitkan.
Tak akan pernah mensyukuri nikmat ...
tanpa pernah merasakan derita.
Matahari menyengat terik,
Mengingatkanku pada Bali dan … dirimu.
Entah mengapa,
Siang yang panas selalu mengingatkanku pada suasana Bali.
Pada terik di sepanjang jalanan Kuta,
Pada matahari menyengat dan ombak mendebur Benoa..
Mungkin karena setelah siang yang terik itu,
Menjanjikan sore yang redup, senja yang romantis atau..
Malam yang hangat di Bali.
Terlebih karena tanpa pernah merasakan siang yang panas,
Tak pernah merasakan nikmatnya udara sejuk.
Tak pernah merasakan sesuatu indah sebelum merasakan yang menyakitkan.
Tak akan pernah mensyukuri nikmat ...
tanpa pernah merasakan derita.
Jumat, 06 Maret 2009
Jangan biarkan berlalu
Hari ini adalah hari terakhir mengajar kelas motivasi di Cepu.
Agak malas bangun karena sedang radang tenggorokan berat.
Dengan enggan . . , menyiapkan diri dan bersiap-siap berangkat.
Hari masih pagi dengan udara sejuk dan matahari yang masih menyembunyikan sinarnya.
Ketika menaiki mobil,
tersadar bahwa mulai minggu depan tidak ada acara bangun pagi dan membelah kerimbunan hutan jati lagi.
Tiba-tiba tersadar
Suasana pagi, meninggalkan rumah ketika yang lain masih lelap,
Jalanan yang sepi, hijaunya pepohonan… tersimpan di hati.
Ternyata hal yang dianggap membosankan
suatu saat bisa menjadi suatu yang dirindukan
Rutinitas yang telah menemani melewatkan hari,
telah terpatri walau keberadaannya tersembunyi.
Banyak kejadian yang terkadang kita biarkan lalu begitu saja
Tanpa disadari sekecil apapun tiap peristiwa dalam hidup ini,
Bila dinikmati dan dimaknai...
Akan menjadi proses yang mendewasakan diri.
Jangan biarkan …
Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupmu, Berlalu begitu saja!
Agak malas bangun karena sedang radang tenggorokan berat.
Dengan enggan . . , menyiapkan diri dan bersiap-siap berangkat.
Hari masih pagi dengan udara sejuk dan matahari yang masih menyembunyikan sinarnya.
Ketika menaiki mobil,
tersadar bahwa mulai minggu depan tidak ada acara bangun pagi dan membelah kerimbunan hutan jati lagi.
Tiba-tiba tersadar
Suasana pagi, meninggalkan rumah ketika yang lain masih lelap,
Jalanan yang sepi, hijaunya pepohonan… tersimpan di hati.
Ternyata hal yang dianggap membosankan
suatu saat bisa menjadi suatu yang dirindukan
Rutinitas yang telah menemani melewatkan hari,
telah terpatri walau keberadaannya tersembunyi.
Banyak kejadian yang terkadang kita biarkan lalu begitu saja
Tanpa disadari sekecil apapun tiap peristiwa dalam hidup ini,
Bila dinikmati dan dimaknai...
Akan menjadi proses yang mendewasakan diri.
Jangan biarkan …
Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupmu, Berlalu begitu saja!
Semangat
Selalu berusaha kutemukan api dalam diriku
Yang membakar dan menyemangati hari-hariku
Kadang hanya menyisakan bara tanpa nyala
Redup… dan tak terasa hangatnya
Tetap kucari dan kucari
Hilang ditelan hiruk pikuk perkara
Terselip entah kemana
Terkapar dan kecewa
Menyesal dan gelisah
Hilang harapan
Yang kuperlukan hanya sedikit waktu,
Tak tega untuk membiarkannya berlalu
Untunglah selalu kutemukan energi baru
Yang tak kutahu dari mana asalnya..
Yang membakar dan menyemangati hari-hariku
Kadang hanya menyisakan bara tanpa nyala
Redup… dan tak terasa hangatnya
Tetap kucari dan kucari
Hilang ditelan hiruk pikuk perkara
Terselip entah kemana
Terkapar dan kecewa
Menyesal dan gelisah
Hilang harapan
Yang kuperlukan hanya sedikit waktu,
Tak tega untuk membiarkannya berlalu
Untunglah selalu kutemukan energi baru
Yang tak kutahu dari mana asalnya..
Ada sosok yang akhirnya kusadari keberadaanya,
Yang kehadiranya terabaikan
Namun ternyata meniupkan semangat dalam diriku
Yang ketika energiku habis
Aku akan bersembunyi
Dan berlari menemuinya
Yang kusimpan di tumpukan paling dalam
Tertimbun oleh segala kesenangan
Terlupakan ketika bahagia
Ingat ketika bencana
Memohon, merengek padanya
Yang selalu menerimaku
Terbuka menyambutku
Meski aku jarang ingat padanya
Tuhan!
Yang kehadiranya terabaikan
Namun ternyata meniupkan semangat dalam diriku
Yang ketika energiku habis
Aku akan bersembunyi
Dan berlari menemuinya
Yang kusimpan di tumpukan paling dalam
Tertimbun oleh segala kesenangan
Terlupakan ketika bahagia
Ingat ketika bencana
Memohon, merengek padanya
Yang selalu menerimaku
Terbuka menyambutku
Meski aku jarang ingat padanya
Tuhan!
Langganan:
Postingan (Atom)